BLOM DAPAT YANG ANDA CARI >>> MASUKAN KATA KUNCI ANDA DI KOTAK SEARCH MBAH GOOGLE INI

mau jadi jutawan ... ???

mau jadi jutawan ... ???
kalo udah baca beri komentar ... !!!

kata bijak

*Jika kerisauan bertambah, kebijaksanaan akan berkurang; sebaliknya jika kerisauan berkurang, kebijaksanaan tentu akan bertambah

*Jangan pernah menghancurkan mimpi-mimpi anda dengan usaha yang hanya dilakukan setengah hati

&Mulailah hari baru dgn semangat baru & harapan. Tinggalkan hal-hal buruk di blakang dan miliki kekuatan untuk esok yg lebih baik

*Jangan sesali apa yg sudah pergi, Jangan tangisi apa yg sudah tiada, tetapi bangkitlah dan bina kembali apa yg telah hilang & pergi.

*Seseorang yg oprimis akan melihat adanya kesempatan dlm setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dlm setiap kesempatan

*Kita trlahir dgn 2 mata d dpn wajah, krn Kita tdk boleh sllu melihat k belakang. Tp pandanglah semua itu ke dpn. Pandanglah masa depanmu

*Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan

*kunci keberhasilan adalah disaat kita tahu kalau kita salah dan segera memperbaikinya

*Orang yg SUKSES pasti pernah GAGAL , orang yg belum pernah GAGL pasti blum SUKSES

*Masa lalu adalah tempat yg bagus tuk disinggahi, tapi bukan tempat yg bagus untuk ditempati

*Bila kita tidak bisa memiliki apa yg kita sukai maka sukailah apa yg kita miliki

*Waktu terus berjalan, belajarlah dari masa lalu, bersiaplah tuk masa depan, berikanlah yang terbaik untuk hari ini.

*Orang Sukses Jarang Beralasan , kalau selalu ber alasan maka lupakanlah Sukses

*Jgn Takut membuat kesalahn>Namun,pastikan Anda tdk membuat kesalahan yg sama kedua kalinya.

*Tetap menjadi diri Anda sendiri dalam dunia yang tak henti berusaha untuk membuat Anda berubah, ini adalah prestasi terbesar diri Anda

SATUAN ACARA PENYULUHAN(Pentingnya mobilisasi dini pada pasien post operasi)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan           : Mobilisasi dini
Sub pokok bahasan    : Pentingnya mobilisasi dini pada pasien post operasi
Sasaran                       : Pasien  dan keluarga post op
Hari/tanggal                 : Kamis, 27 Desember 2012
Waktu                           : 15 menit
Tempat                         : RSUD LANGSA
Penyuluh                  : Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan STIKes Cut Nyak Dhien          Langsa
II. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Pasien  dan keluarga post op dapat memahami dan bisa melakukan mobilisasi dini
III. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan Pasien  dan keluarga post op dapat mengetahui tentang :
  1. Pengertian Mobilisasi
  2. Tujuan Mobilisasi
  3. Manfaat  Mobilisasi
  4. Cara mobilisasi  
  5. Dampak tidak mobilisasi.
IV. Strategi Pelaksanaan :
·         Metode            : Ceramah dan diskusi
·         Media              : Pricat
·         Garis besar materi (penjelasan terlampir) :
1.    Pengertian Mobilisasi
2.    Manfaat  Mobilisasi
3.    Cara mobilisasi  
4.    Dampak tidak mobilisasi
V. Proses Pelaksanaan
No
Kegiatan
Penyuluhan
Peserta
Waktu
1.
Pendahuluan
§ Salam pembuka
§ Menyampaikan tujuan penyuluhan
§ Apersepsi
§ Menjawab salam
§ Menyimak
§ Mendengarkan,
§ Menjawab pertanyaan
2 menit
2.
Kerja
§ Penyampaian  garis besar materi Mobilisasi dini
§ Memberi kesempatan peserta untuk bertanya
§ Menjawab pertanyaan
§ Evaluasi
§ Mendengarkan dengan penuh perhatian
§ Menanyakan hal-hal yang belum jelas
§ Memperhatikan jawaban dari penceramahan
§ Menjawab pertanyaan
12 menit
3.
Penutup
§ Menyimpulkan
§ Salam penutup
§ Mendengarkan
§ Menjawab salam
1 menit


VI. Setting Tempat    :
            Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat
VII. Kriteria Evaluasi :
1.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan pengertian Mobilisasi Dini.
2.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan Manfaat Mobilisasi Dini
3.    Pasien  dan keluarga Post-op mengetahui Cara melakukan Mobilisasi Dini
4.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan Dampak tidak Mobilisasi Dini
VIII. Referensi
1.    Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
2.    Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston.


















LAMPIRAN : MATERI
Mobilisasi Dini
Definisi Mobilisasi Dini
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan  bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)
Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).
Tujuan Mobilisasi Dini
1.  Mempertahankan fungsi tubuh
2.  Memperlancar peredaran darah
3.  Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4.  Mempertahankan tonus otot
5.  Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6.  Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau    dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7.  Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.

Macam-macam Mobilisasi
Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1.Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh.
2.Mobilisasi sebagian
Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen.
Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000).
1.  Gaya hidup
2.  Proses penyakit atau trauma
3.  Kebudayaan
4.  Tingkat energi
5.  Usia dan tingkat perkembangannya
Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
Manfaat Mobilisasi Dini
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah :
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
1.   Penyembuhan luka menjadi lama
2.   Menambah rasa sakit
3.   Badan menjadi pegal dan kaku
4.   Kulit menjadi lecet dan luka
5.   Memperlama perawatan dirumah sakit
Tahap-tahap Mobilisasi Dini
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
Menurut Beyer, 1997
1. Tahap I        : mobilisasi atau gerakan awal : nafas dalam dan batuk,    ekstremitas
2. Tahap II      : mobilisasi atau gerak berputar
3. Tahap III     : mobilisasi atau gerakan duduk tegak
4. Tahap IV     : mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr)
5. Tahap V      : mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan  (2x/hr)
6. Tahap VI     : mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur
7. Tahap VII   : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur.
Dampak imobilisasi :
  1. Atelektasis
  2. Pneumonia
  3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK).
  4. Distensi lambung

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan PPOM

DEFENISI:
COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)
Sindroma klinis yang berupa dyspnea kronis dengan obstruksi aliran udara ekspirasi akibat bronkhitis dan atau emfisema
Penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara saluran napas karena penyakit bronkhitis kronis dan atau emfisema paru
Penyakit Paru Obstruksi Kronik [PPOK] adalah penyakit paru dengan terjadinya sumbatan aliran udara pada paru yang berlangsung lama.

Diagnosis PPOK
Keluhan umum pada PPOK:
o

Sesak napas
o

Batuk kronis
o

Sputum produktif
*

Dipastikan dengan uji spirometri:
o

VEP1 (FEV 1) pasca bronkhodilator = < 80%, serta VEP1/KVP (FEV1/FVC) = < 70%
Jenis PPOK:
Bronchitis Chronic dan Emphysema.
o

Pada bronchitis chronic terjadi peradangan pada dinding saluran napas sehingga menghasilkan terlalu banyak lendir. Akibatnya saluran napas menyempit sehingga pertukaran udara di paru terganggu. Pada bronchitis chronic juga terjadi kerusakan pada cilia yang berfungsi untuk membersihkan lendir berlebihan dalam saluran napas.
o

Pada emphysema, terjadi pembesaran dan kerusakan luas alveoli, sehingga terjadi gangguan pertukaran udara dalam paru.
Bronkhitis Kronis
Sindroma berupa batuk produktif kronis (sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dan paling sedikit selama 2 tahun ) tanpa penyebab lain yang dapat diidentifikasi.
Emphysema
Diagnosis patologis yang bercirikan pembesaran rongga udara di sebelah distal bronchioli terminal (bronkhus terminal) disertai dengan kerusakan dinding alveolus.
Riwayat dan pemeriksaan fisik

* Batuk-batuk kronis produktif
* Sesak nafas (Takipnea)
* Pernafasan dengan bibir mengkerut
* Riwayat merokok yang berarti
* Defisiensi antitripsin alpha-1 pada bukan perokok
* Pada perkusi dada hiperesonansi
*

Suara pernafasan mungkin melemah
Foto sinar X dada

*


Diafragma rendah dan datar
o

Bermanfaat selama eksaserbasi akut untuk menyingkirkan komplikasi seperti pneumonia atau pneumothorak


Perubahan EKG

* Voltase QRS rendah
*

Bila terjadi kor pulmonal terjadi deviasi pada hantaran II, III dan aVF


Pemeriksaan fungsi paru

* FEV1 dan semua pengukuran udara ekspirasi berkurang
* Volume residu ( RV) dan Kapasitas total paru bertambah
*

Kapasitas Vital (KV) berkurang


Pemeriksaan AGD

* Pa CO2 naik
* Saturasi hemoglobin menurun
*

Asidosis respiratorik


Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya bronkhitis kronis dan emphysema

1.Rokok

o hiperplasi kelenjar mukus bronkhus
o metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan
o Inhibisi aktivitas sel rambut getar, makrofag alveolar, surfaktan
2. Infeksi

Bakteri terbanyak adalah Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumonia

3. Polusi

Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan bronkhitis adalah: N2O, Hidrokarbon, Aldehid, Ozon, O2
4. Keturunan

Belum diketahui dipengaruhnya kecuali defisiensi alpha-1 anti tripsin adalah kelainan ang diturunkan secara autosom resesif
5.Sosial Ekonomi

Kematian penderita bronkhitis kronis lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah


Patofisiologi
o

Di dalam paru ada keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase untuk mencegah kerusakan jaringan
o

Sumber elastase: sel PMN, makrofag alveolar
o

Sumber elastase dipengaruhi oleh: asap rokok, infeksi
o

Anti Elastase berupa enzim alpha-1 anti tripsin
o

Bila elastase meningkat maka anti elastase menurun
o

Karena terjadi ketidakseimbangan antara elastase dan anti elastase maka terjadi kerusakan jaringan elastin paru dan terjadi emfisema
o

Penyempitan sal. pernafasan terjadi PPOM
o

Pada bronkhitis kronis penyempitan terjadi pada saluran pernafasan kecil dan besar karena proses hipertropi, hiperplasi kelenjar mukus
o

Pada emfisema penyempitan karena elastisistas paru berkurang
o

Pada paru terdapat keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar dengan yang menarik ke dalam
o

Keluar oleh tekanan intra pleural dan otot dinding dada
o

Kedalam oleh elastisitas paru
o

Keseimbanagan tersebut membentuk Kapasitas residu fungsional


PENATALAKSANAAN

Terdapat 4 komponen penatalaksanaan PPOK menunut WHO 1998

o Pengkajian dan pemantauan penyakit
o Kurangi faktor risiko
o Terapi PPOK stabil
o

Terapi eksaserbasi akut


Bila diuraikan maka tatalaksana tersebut menjadi :

o Stop merokok
o Terapi farmakologis
o Terapi oksigen
o Ventilasi mekanik
o Rehabilitasi
o Nutrisi
o Pembedahan
o Vaksinasi
o Edukasi


Sasaran dari penatalaksanan PPOK ini adalah :

o Mencegah progresivitas penyakit
o Menghilangkan keluhan
o Meningkatkan toleransi aktivitas
o Meningkatkan status kesehatan
o Mencegah dan mengobati eksaserbasi
o Mencegah dan mengobati komplikasi
o Menurunkan mortalitas

1. Stop Merokok

Bila pasien dapat berhenti merokok maka progresivitas penurunan VEP1 nya dapat diperkecil.


Strategi yang dianjurkan

o


Ask: lakukan identifikasi perokok pada setiap kunjungan
o

Advice: terangkan tentang keburukan/dampak merokok sehingga pasien didesak mau berhenti merokok.
o

Assess: yakinkan pasien untuk berhenti merokok.
o

Assist: bantu pasien dalam program berhenti merokok.
o

Arrange: jadwalkan kontak usaha berikutnya yang lebih intensif, bila usaha pertama masih belum memuaskan.
o

Pasien PPOK yang merokok akan mengalami penurunan VEP1 > 50 ml/tahun (pada orang normal yang tidak merokok, penurunan VEP1 hanya 18 ml/tahun).
o Saat ini terdapat beberapa usaha berhenti merokok seperti :
pemakaian nikotin gum, patch, spray/inhaler.
obat-obat klonidin, bupropion.
hipnosis, dll.

2. Terapi Farmakologi PPOK

1. Terapi PPOK Stabil


2.1.1. Bronkodilator
Pengobatan utama PPOK adalah dengan obat bronkodilator. Bronkodilator utama yang sering dipakai adalah : agonis-b , antikolinergik, methyl-xanthin.

*


Pemberian secara inhalasi (metered dose inhaler) lebih menguntungkan daripada cara oral atau parenteral karena efeknya cepat pada organ paru dan efek sampingnya minimal.
*

Pemberian secara MDI lebih disarankan daripada pemberian cara nebulizer Bronkodilator kerja cepat (fenoterol, salbutamol, terbutalin) lebih menguntungkan daripada yang keja lambat (salmeterol, formeterol),
*

Efek bronkodilator kereja cepat sudah dimulai dalam beberapa menit dan efek puncaknya terjadi setelah 15 - 20 menit dan berakhir setelah 4 - 5 jam.
*

Sedangkan bronkodilator kerja lambat banyak dipakai secara teratur dan lama, efek puncaknya setelah 30 - 90 menit, tapi ia mempunyai waktu kerja yang sedikit lebih lama yaitu 6 - 8 jam.




*


Pemakaian teofilin tidak banyak, karena batas antara dosis terapeutik dan dosis toksiknya terlalu dekat.
*

Kombinasi yang terbanyak dipakai untuk PPOK adalah agonis-b kerja cepat (fenoterol, salbutamol), dan antikolinergik (ipratropium)



2.1.2. Steroid
Terapi PPOK dengan steroid masih kontroversial. Walaupun begitu steroid masih dipakai secara terbatas dan biasanya diberikan setelah terapi bronkodilator masih belum memberikan hasil yang optimal.

Pemberian steroid oral jangka panjang tidak direkomendasikan karena tidak terdapat bukti perbaikan dari pemberian steroid jangka panjang, malah terdapat efek samping steroid sistemik seperti miopati yang membuat kelemahan otot sehingga menurunkan fungsi paru dan bisa juga terjadi kegagalan pernapasan pada pasien PPOK lanjut.


2.2.Terapi PPOK eksaserbasi akut

Pemeriksaan spirometri pada umumnya menunjukkan keadaan eksaserbasi yang berat bila nilai arus puncak ekspirasi = APE (PEF) < 100 L/detik atau VEP1 < 1 L
2.2.1. Penatalaksanaan eksaserbasi akut PPOK di rumah
Pemberian bronkodilator sama dengan PPOK stabil, tetapi pada keadaan eksaserbasi akut, dosis dan frekuensi pemberian MDI dapat ditingkatkan menjadi 4 - 6 x 2 - 4 hirup sehari.

2.2.2. Penatalaksanaan eksaserbasi akut PPOK di Rumah Sakit

Indikasi rawat di RS pada eksaserbasi akut PPOK
o Keluhan makin berat, misalnya sesak napas masih ada waktu istirahat
o Riwayat PPOK berat
o Terdapat gejala sianosis, edema perifer
o Respons terapi awal eksaserbasi akut ® gagal
o Komorbiditas yang serius
o Aritmia
o Usia lanjut
o Tidak tersedia perawatan rumah yang memadai.



Terapi farmakologi pada PPOK di RS adalah:

o Bronkodilator kerja cepat : agonis-b
o Steroid : oral atau IV
o Antibiotik : oral atau IV
o Pertimbangkan teofilin oral atau IV (masih kontroversial)

o Pertimbangkan ventilator mekanik invasif.
Pada keadaan berat sepertj ancaman gagal napas akut, kelainan asam basa berat atau perburukan status mental dll, maka pemasangan ventilator mekanik invasif dapat dipertimbangkan.
Dalam hal ini jenis ventilasi yang banyak dipakai adalah assisted control ventilation, pressure support ventilation, intermittent mandatory ventilation.

2.2.3. Obat-obat tambahan lainnya
a. a-antitripsin

b. Mukolitik




* Terapi oksigen pada PPOK

Pemberian O2 bertujuan untuk mencegah kerusakan sel-sel atau organ. Oksigen diberikan terutama pada waktu :
o
keadaan eksaserbasi akut
o keadaan waktu beraktivitas
o terus-menerus (jangka panjang) pada PPOK berat yakni > 15 jam / hari, dosis 1-2 L/m dengan nasal kanul pada keadaan :
o Pa02 < 55 mmHg atau Sa 02 < 88 %
o Pa02 55 - 60 mmHg atau Sa02 89 % di mana terdapat juga hipertensi- pulmonal, edema perifer tanda gagal jantung, dan polisitemia (Ht > 55 %).

Target pemberian terapi O2 adalah meningkatkan PaO2 sedikitnya menjadi 60 mmHg (dalam keadaan istirahat pada tempat permukaan laut) dan / atau SaO2 sedikitnya menjadi 90 % tanpa menurunkan PH jadi < 7,25 atau meningkatkan PaCO2 > 10 mmHg.



* Ventilasi mekanik pada PPOK

Indikasi penggunaan ventilasi mekanik pada keadaan PPOK adalah bila terdapat gagal napas akut dan atau kronik.

4.1. Ventilasi mekanik tanpa intubasi dalam bentuk NIPPV (non-invasive intermittent possitive pressure)
Jenis yang banyak dipakai saat ini adalah :
o BIPAP (Bilevel Positive Airway Pressure)
o CPAP (Continuous Possitive Airway Pressure).



4.2.Ventilasi mekanik dengan intubasi

Indikasi pemakaian ventilasi mekanik di sini di samping gagal napas, bisa juga pada keadaan sakit lain yang mengancam jiwa seperti :
o asidosis berat
o hipoksemia berat (PaO2 < 40 mmHg) atau hiperkapnia berat (PaCO2 > 60 mmHg)
o penurunan kesadaran, syok, septicemia

o kegagalan pada pemakaian NIPPV.


5. Rehabilitasi pada PPOK

Program rehabilitasi di sini bertujuan :
o mengurangi keluhan dan gejala
o meningkatkan kualitas hidup
o meningkatkan toleransi aktivitas fisis dan psikis



Terdapat beberapa aktivitas rehabilitasi :
5.1. Latihan Fisik
a. Latihan peningkatan kemampuan otot-otot pernapasan. Otot pernapasan pasien PPOK banyak yang lelah, sehingga perlu ditingkatkan untuk mendapatkan nilai ventilasi yang maksimal
b. Latihan endurance.. Latihan berjalan kaki banyak dipakai tapi latihan naik tangga, bersepeda dll juga dapat dilakukan.

5.2. Latihan pernapasan
Tujuannya adalah bernapas yang efektif dengan memakai otot pernapasan (diafragma dan otot dada) seoptimal mungkin, sehingga ventilasi lebih baik,

Latihan pernapasan [pursed-lip breathing dan diaphragmatic breathing]. :

Pursed-lip breathing

*


duduk tegak dengan otot leher dan bahu dalam keadaan rileks.
*

Tarik napas secara perlahan melalui hidung selama 2 hitungan.
*

Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut Anda [dengan gerakan seperti meniup lilin] selama 4 hitungan atau lebih.



Diaphragmatic breathing

*


duduk atau berbaring dalam posisi nyaman dengan kepala bersandar dan lutut ditekuk.
*

Otot leher dan bahu dalam keadaan rileks.
*

Tempatkan salah satu tangan di uluhati dan tangan lainnya di dada.
*

Tarik napas secara perlahan melalui hidung selama 2 hitungan.
*

Lalukan dengan cara yang benar sampai Anda merasakan otot uluhati dalam keadaan rileks dan mengembang dan posisi dada tidak berubah.
*

Kencangkan otot uluhati dan hembuskan napas melalui mulut 4 hitungan. Anda akan merasa otot uluhati mengempis.
*

Perkusi dada, untuk membantu mengeluarakan dahak/lendir yang berlebihan dari paru. Dengan cara : rapatkan kelima jari tangan Anda membentuk mangkuk lalu tepuk-tepuk dada dan punggung [dengan atau tanpa bantuan orang lain] secara lembut.



5.3. Rehabilitasi psikososial
Pasien PPOK sering mengalami depresi dan banyak kehilangan waktu untuk kerja, sehingga perlu terapi psikologis dan nasihat untuk aktivitas sosialnya. Jika diperlukan, pasien dapat diberikan obat-obat anti depresi.


6. Nutrisi pada PPOK

*


Pemberian nutrisi hendaknya seimbang berdasarkan kalori yang dibutuhkan
*

Di samping itu porsi makanan yang disajikan hendaknya kecil saja tapi lebih sering.
*

Komponen nutrisi lain yang juga dianjurkan adalah rendah Na, dan tinggi pada Mg, vitamin C, vitamin E.
*

Makanan sebaiknya segar (natural) dan disertai dengan buah serta sayuran.



7. Pembedahan pada PPOK

Biasanya dilakukan pada PPOK berat dan tindakan operasi diambil bila diyakini dapat memperbaiki fungsi paru atau gerakan mekanik paru.



8. Vaksinasi pada PPOK

* Vaksinasi terhadap influenza
* Vaksinasi terhadap pneumokok.



9. Edukasi pada PPOK

Pasien dengan batuk kronik dan sesak napas yang pregresif perlu mengetahui tentang :
o keadaan status kesehatannya (tingkat penyakit dan pengobatannya)
o bagaimana dapat melakukan aktivitas yang terbatas jadi lebih optimal

o bagaimana mencegah perburukan penyakit (eksaserbasi akut)
o bagaimana cara berhenti merokok atau menjauhi polusi udara
o menerangkan tentang penyakit PPOK secara keseluruhan (patofisiologi, terapi, penatalaksanaan sendiri terhadap sesak napas, cegah eksaserbasi, kapan minta bantuan, dll) dan target pengobatan yang diberikan.

*


Dengan hasil edukasi ini pasien lebih menyadari tentang penyakitnya, sehingga akan mengurangi rasa takut dan cemasnya.
*

Edukasi juga diberikan kepada keluarga pasien supaya menyadari keadaan sakit pasien, sehingga pasien mendapat dukungan penuh secara moril.
*

Edukasi diberikan pada setiap kali kunjungan dan dilakukan secara menyeluruh oleh tim yang terkait seperti dokter, perawat, fisioterapi, nutrisionis, psikoterapis; pekerja sosial, dan lain-lain.




Nursing Care Plan

Diagnosa Keperawatan

o


Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, kelelahan
o

Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia karena dyspnea, kelelahan
o Intoleransi aktivitas b.d kekurangan suplay oksigen
o Gangguan pertukaran gas b.d retensi CO2
o Tidak efektifnya pola nafas b.d distensi dinding dada, kelelahan
o

Risiko infeksi b.d retensi sekret, batuk tak efektif
o

Kurang pengetahuan b.d penatalaksanaan mandiri terhadap penyakit kronis


Penatalaksanaan keperawatan

Higiene bronkhial

o


Terdiri dari satu atau kombinasi beberapa tindakan berikut; terapi inhalasi bronkhodilator, nafas dalam, batuk efektif, postural drainase
o

Tujuan: menghilangkan sekret, memperbaiki ventilsai dan oksigenasi
o

Evaluasi didasarkan pada: a.l pengkajian fisik, ro thorak, AGD


Batuk Efektif dan Nafas Dalam

o


Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk membersihkan sekret
o

Tujuan: meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekret, dan mencegah akibat retensi sekret (pneumonia)


Fisioterapi dada

o Terdiri dari: perkusi dada, postural drainase, vibrasi dada
o Perkusi dada
o Melepas sekret secara mekanis
o Tangan membentuk seperti mangkuk
o Perkusi dilakukan selama 3 - 5 menit per posisi


Postural Drainase

o


Pemberian posisi terapeutik untuk memungkinkan sekret paru mengalir berdasarkan gravitasi ke dalam bronkhus mayor dan trakea
o

Segmen yang didrainase ditempatkan setinggi mungkin dan bronkhus mayor severtikal mungkin


Vibrasi

o


Meningkatkan kecepatan dan turbulen udara ekshalasi untuk menghilangkan sekret
o

Dilakukan dengan cara meletakkan kedua tangan berdanmpingan dengan jari-jari ekstensi di area dada
o

Klien melakukan inspirasi dalam kemudian ekspirasi perlahan, pada saat ekspirasi perlahan dada divirasi


Kontraindikasi

Postural Drainase

o Peningkatan tekanan intrakranial
o Klien sehabis makan
o Ketidakmampuan batuk
o Penyakit jantung akut
o Perdarahan


Perkusi Dada dan Vibrasi

o Fraktur iga
o Hernia
o Trauma dada
o Perdarahan dan emboli paru
o Mastektomi
o Pneumothoraks
o Osteoporosis
o Trauma abdomen

Feokromositoma

Definisi :

Secara etimologi Feokromositoma berasal dari bahasa Yunani. Phios berarti kehitaman, chroma berarti warna dan cytoma berarti tumor. Hal ini mengacu pada warna sel tumor ketika diwarnai dengan garam kromium. Pheochromocytoma adalah tumor kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin. Hormon ini memiliki banyak fungsi, beberapa diantaranya seperti mengatur tekanan darah dan detak jantung. Pheochromocytoma banyak ditemukan pada orang dewasa dengan umur 30-60 tahun.

Phaeochromocytomas adalah tumor fungsional berasal dari sel-sel chromaffin dari medula adrenal dan paraganglions. Sel Chromaffin adalah sel-sel yang mensekresi katekolamin yang mempunyai karakteristik pewarnaan coklat dengan dikromat karena kehadiran butiran sitoplasma katekolamin. Presentasi klinis klasik adalah dengan serangan paroksismal hipertensi disertai sakit kepala, berkeringat, kecemasan palpitasi dan tremor.

· Kiri : Mikrograf dari pheochromocytoma.

· Kanan :Kelenjar adrenal: BILATERAL pheochromocytoma Cross bagian pheochromocytomas bilateral dari tahun 30 orang dengan jenis MEN sindrom IIa. The right adrenal tumor weighed 168 g and the left 220 g. Perhatikan multinodular berbeda, pola multicentric pertumbuhan di kedua sisinya.

Etiologi

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada kebanyakan kasus, yang paling berperan adalah faktor genetik dan lingkungan. 25% dari pheochromocytomas karena faktor keluarga . Mutasi gen VHL , RET, NF1, SDHB dan SDHD semua diketahui menyebabkan pheochromocytoma keluarga /-adrenal paraganglioma ekstra. Pheochromocytoma adalah tumor dari neoplasia endokrin multipel sindrom, tipe IIA dan IIB (juga dikenal sebagai MEN IIA dan IIB MEN , masing-masing). Komponen lainnya neoplasma sindrom yang mencakup paratiroid adenoma, dan kanker tiroid meduler . Mutasi di autosomal RET proto-onkogen drive keganasan ini. mutasi umun onkogen RET juga dapat mencakup ginjal spons meduler.

Pheochromocytoma terkait dengan MEN II dapat disebabkan oleh mutasi onkogen RET. Kedua sindrom dicirikan oleh pheochromocytoma serta kanker tiroid (karsinoma meduler tiroid). MEN IIA juga disebabkan oleh hiperparatiroidisme, sedangkan MEN IIB juga disebabkan oleh neuroma mukosa. Kesimpulannya bahwa Lincoln di sebabkan oleh MEN IIB, bukan Sindrom Marfan seperti yang diduga sebelumnya, meskipun ini tidak pasti. Pheochromocytoma juga berhubungan dengan neurofibromatosis.

Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor jinak (hemangioma); dan pada penderita penyakit von Recklinghausen (neurofibromatosis, pertumbuhan tumor berdaging pada saraf). Penyakit ini juga dapat timbul dan atau tanpa gejala.

Patomekanisme

Rounded Rectangle: Potongan permukaan B: diameter 7 cm, Feokromositoma mengganti seluruh kelenjar adrenal, menunjukkan nekrosis sentral.Feokromositoma, suatu penyebab hipertensi sekunder yang jarang terjadi atau sangat langka, merupakan tumor medullar adrenal atau tumor rantai simpatis (paraganglioma) yang melepaskan katekolamin dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan dopamine) secara terus-menerus atau dengan jangka waktu. Feokromositoma menyerang 0.1% hingga 0.5% penderita hipertensi dan dapat menyebabkan akibat yang fatal bila tidak terdiagnosis atau diobati. Feokromositoma dapat menyerang laki-laki dan perempuan dalam perbandingan yang sama dan mempunyai insiden puncak antara usia 30 dan 50 tahun.

Sekitar 90% tumor ini berasal dari sel kromafin medulla adrenalis, dan 10% sisanya dari ekstra-adrenal yang terletak di area retroperitoneal (organ Zuckerkandl), ganglion mesenterika dan seliaka, dan kandung kemih. Pasien dengan neoplasia endokrin multiple (MEN II), telah meningkatkan sekresi katekolamin dengan manifestasi klinis feokromositoma akibat hyperplasia medulla adrenal bilateral.

Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal).

Manifestasi klinis

  • Takikardi
  • Palpitasi jantung
  • Sakit kepala
  • Berat badan menurun, nafsu makan normal
  • Pertumbuhan lambat
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut

Hubungan dengan BB menurun, Lemas, Lelah, dan Mengantuk

Didalam tubuh, glikogen dipecah menjadi glukosa dan lemak diubah menjadi asam lemak. Tetapi karena pelepasan katekolamin secara terus menerus dan peningkatan glykogenolisis dan lipolisis. Menyebabkan aktivitas metabolik meningkat (BB menurun) dan darah menjadi kental. Aliran darah ke otak lambat menyebabkan lemas dan mengantuk.

PEMERIKSAAN PADA FEOKROMOSITOMA

Tes darah

  • Glukosa darah meningkat.
  • Kalsium mungkin meningkat.
  • Hemoglobin meningkat karena haemoconcentration yang disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi.
  • Katekolamin plasma dan metanephrines plasma (alkohol o metabolit katekolamin) memiliki keduanya telah digunakan dalam diagnosis.

Tes Urine

Simpan urin -24 Jam, diperlukan untuk kreatinin (untuk memastikan spesimen 24 jam penuh), total katekolamin, asam vanillylmandelic (VMA) dan metanephrines. Botol untuk koleksi harus gelap dan diasamkan dan harus tetap dingin untuk menghindari degradasi katekolamin.

  • Sebaiknya segera mengumpulkan urin setelah hipertensi mereda.
  • Stres fisik dan sejumlah obat-obatan dapat mengganggu pemeriksaan dan menyebabkan elevasi palsu metanephrines. Obat-obatan seperti antidepresan trisiklik, alkohol, levodopa, labetalol, sotalol, amfetamines, benzodiazepines dan klorpromazin.
  • IVMA memiliki tingkat positif palsu lebih dari 15%. Satu studi menemukan bahwa air seni dan darah, bebas metanephrines hasil terbaik diproduksi

Imaging



A.Sebuah Magnetic Resonance Imaging (T2-tertimbang) sebelah kiri massa adrenal dengan intensitas sinyal tinggi (panah).

B.Skintigrafi Seluruh tubuh dengan 123 metaiodobenzylguanidine l-, menunjukkan serapan radiotracer fokus indikatif dari Feokromositoma ekstra-adrenal kiri (sisi serapan lebih rendah dari pada posisi biasa dari kelenjar adrenal).



A.Sebuah Magnetic Resonance Imaging (T2-tertimbang) sebelah kiri massa adrenal dengan intensitas sinyal tinggi (panah).

B.Skintigrafi Seluruh tubuh dengan 123 metaiodobenzylguanidine l-, menunjukkan serapan radiotracer fokus indikatif dari Feokromositoma ekstra-adrenal kiri (sisi serapan lebih rendah dari pada posisi biasa dari kelenjar adrenal).


Setelah tumor dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan biokimia, imaging diperlukan untuk menemukan tumor itu.

  • 90% dari phaeochromocytomas berada di kelenjar adrenal dan 98% di dalam perut.
  • Phaeochromocytomas ekstra-adrenal berkembang di jaringan chromaffin dari sistem saraf simpatik dan dapat terjadi di mana saja dari dasar otak ke kandung kemih.
  • Lokasi umum untuk-adrenal phaeochromocytomas ekstra termasuk dekat dengan asal mesenterika arteri inferior, dinding kandung kemih, jantung, mediastinum dan karotis dan tumor jugulare glomus .

Beberapa teknik pemeriksaan dibawah ini yang sering digunakan:

  • MRI dapat mencari semua tumor dalam adrenal.
  • CT kurang sensitif dan mendeteksi sekitar 85 sampai 95% dari tumor lebih dari 1cm diameter.
  • Jika Feokromositoma dikonfirmasi biokimia tetapi CT atau MRI tidak menunjukkan tumor, scan dengan metaiodobenzylguanidine (MIBG) yang dilabeli dengan 131 atau 123 Yodium dapat dilakukan. Struktur molekul MIBG mirip dengan noradrenalin dan konsentrat dalam adrenal atau ekstra- adrenal phaeochromocytomas.
  • Sebuah reseptor somatostatin analog pentetreotide disebut, diberi label dengan 111 Indium kurang sensitif dari MIBG tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi phaeochromocytomas yang tidak berkonsentrasi MIBG.
  • Positron emisi tomografi (PET) scanning muncul menjanjikan tetapi masih dalam tahap awal cukup penilaian.

Pengujian Genetik

Lokasi Tumor dan nomor, usia, jenis kelamin dan sejarah keluarga akan menunjukkan perlunya untuk pengujian genetik. Pengujian tersebut merupakan dasar diagnosis dini dan tindak lanjut termasuk pengelolaan intervensi.

Histologi

Penilaian histologi jaringan yang diambil setelah operasi dengan menggunakan kriteria tertentu (sistem PASS) dapat membantu untuk membedakan, apakah jinak atau ganas. Nilai PASS dari <4>

Faktor risiko

Salah satu dari berikut dapat menimbulkan krisis hipertensi:

  • Induksi anestesi
  • Opiat
  • Antagonis Dopamin
  • Dekongestan seperti pseudoefedrin
  • Obat yang menghambat reuptake dari katekolamin, termasuk antidepresan trisiklik dan kokain
  • X-ray contrast media
  • Persalinan

Diagnosis banding (Differential diagnosis)

Jika total tes urine untuk katekolamin, asam vanillylmandelic (VMA) dan metanephrines positif diagnosis diferensial utama adalah untuk memutuskan apakah itu merupakan bagian dari kondisi keluarga.

  • Mungkin ada riwayat keluarga.
  • Bilateral tumor menyarankan MEN.
  • Mungkin ada fitur dari neurofibromatosis termasuk café au lait spot.
  • Von Hippel-Lindau (VHL) sindrom dikaitkan dengan phaeochromocytomas, haemangioblastomas cerebellar dan karsinoma sel ginjal.

Pertimbangan lain termasuk:

  • Kecemasan gangguan
  • Carcinoid tumor
  • Pecandu Alkohol
  • Hipertensi labil
  • Penyalahgunaan obat
  • Feokromositoma buatan telah digambarkan

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pheochromacytoma bergantung kepada kondisi pasien, seperti:

1. Umur, kesehatan umum, dan riwayat kesehatan

2. Tingkat penyakit

3. Jenis penyakit

4. Toleransi terhadap obat-obat, prosedur, dan terapi tertentu.

Dokter Anda mungkin menyarankan :

Operasi

Radiotherapy with MIBG Radioterapi dengan MIBG

Chemotherapy Kemoterapi

Radiotherapy Radioterapi.

Operasi (Laparoskopi adrenalectomy)

Pengobatan pada pheochromocytoma termasuk mengangkat tumor. Namun, sebelum mengangkat tumor, sebaiknya memberikan medikasi untuk mengontrol tekanan darah pasien. Pada anak-anak, biasanya terdapat lebih dari satu tumor. Selain itu, pasien juga harus di follow-up untuk mengontrol perkembangan tumor.

Empat port subcostal yang paling sering digunakan, dengan pasien berbaring di samping.


Pembedahan dapat menyembuhkan penyakit, tapi pertama harus dikontrol dengan cara medis:

  • Blokade Alpha dengan phenoxybenzamine dimulai setidaknya 7 sampai 10 hari sebelum operasi untuk memungkinkan ekspansi volume darah.
  • Hanya sekali ini dicapai adalah blokade beta dipertimbangkan. Jika blokade beta dimulai terlalu cepat, stimulasi alpha terlindung dapat memicu krisis hipertensi.
  • Blocker saluran kalsium juga bermanfaat. Lengkap reseksi tumor biasanya tingkat kematian mungkin dan bedah kurang dari 2 atau 3% dengan anestesi yang berpengalaman dan ahli bedah.
  • Bedah laparoskopi sedang digunakan lebih sering untuk tumor yang lebih kecil dari 6 cm tetapi, untuk tumor yang lebih besar, operasi terbuka mungkin lebih aman.

Setelah operasi, koleksi urin 24 jam untuk katekolamin total, metanephrines dan asam vanillylmandelic (VMA) diperlukan 2 minggu setelah operasi. Jika hasil normal prognosis sangat baik. Pastikan bahwa hipertensi dikendalikan atau diselesaikan. Periksa urin 24 jam dan BP setiap tahunnya, selama 5 tahun. Setelah dilakukan operasi Laparoskopi adrenalectomy, tindakan selajutnya adalah MIBG scan. Scan ini untuk mengangkat sel-sel yang membuat adrenalin atau noradrenalin berada dalam tubuh. Hal ini dapat menunjukkan apakah pasien memerlukan pengobatan lebih lanjut setelah operasi Laparoskopi adrenalectomy.

Kadang-kadang hasil pemeriksaan pasien yang mengalami hipertensi, terdapat massa dalam kelenjar adrenal. Ini dicurigai sebagai Feokromositoma, kelebihan glukokortikoid atau aldosteronisme primer. Massa tersebut mungkin bukanlah feokromositoma. Temuan seperti ini disebut incidentalomas. Jika riwayat klinis atau pemeriksaan fisik pasien dengan incidentaloma sepihak menunjukkan glukokortikoid, mineralokortikoid, hormon seks adrenal atau kelebihan katekolamin, yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan biokimiawi, pilihan perawatan yang sering dilakukan adalah adrenalectomy. Dalam sebuah penelitian dari 201 pasien dengan incidentalomas, 30% ditemukan memiliki sebuah Feokromositoma. Dalam kasus-kasus ganas langka, perawatan paliatif dapat dicapai dengan radioterapi dan kemoterapi. Muncul terapi baru, seperti sunitinib inhibitor tirosin kinase, yang Rektifikasi hasil dari kelainan genetik, dapat merevolusi pengobatan keganasan di masa depan.

MIBG radioterapi

Jika Feokromositoma telah menyebar, dokter Anda mungkin menawarkan radioterapi , dengan menggunakan pengobatan yang disebut MIBG (Meta-LDO-Benzyl-guanidin). MIBG adalah kimia mudah dijemput oleh phaeochromocytomas banyak. Untuk pengobatan ini, MIBG terpasang ke bentuk radioaktif radioiod disebut yodium atau I-131. MIBG yang beredar di seluruh tubuh Anda dalam aliran darah Anda. Sel-sel kanker Hanya yang menghasilkan adrenalin dan noradrenalin akan mengambil kimia, dimanapun mereka berada dalam tubuh Anda. Radiasi melekat pada 131 yodium kemudian membunuh mereka.

Tidak semua orang dengan Feokromositoma memiliki sel-sel yang membuat adrenalin terlalu banyak dan noradrenalin. Jadi pengobatan ini tidak cocok untuk semua orang. Untuk melihat apakah pengobatan ini dapat bekerja untuk Anda, Anda akan memiliki MIBG scan. Jika Anda memiliki sel-sel yang membuat adrenalin dan noradrenalin, pemindaian akan menunjukkan serapan MIBG.

Jika dokter Anda berpikir bahwa radioterapi MIBG akan membantu Anda, Anda akan perlu untuk tinggal di rumah sakit untuk perawatan. Hal ini untuk melindungi orang lain dari dosis tinggi radioaktivitas selama dan segera setelah perawatan. Anda harus tinggal di sebuah kamar single, dengan kamar mandi sendiri, selama sekitar 7 sampai 10 hari. Anda akan mampu memiliki pengunjung, tetapi mereka mungkin harus berbicara kepada Anda dari pintu kamar Anda. Akan ada batasan pada jumlah waktu pengunjung dapat menghabiskan waktu dengan Anda. Akan ada beberapa pembatasan untuk beberapa hari pertama di rumah juga. Anda harus memastikan Anda tidak menghabiskan waktu lebih dari yang mutlak diperlukan dengan anak-anak atau wanita hamil. perawat Anda akan melalui semua pembatasan dengan Anda sebelum Anda pulang.

Karena kelenjar tiroid Anda biasanya mengambil yodium, Anda perlu mengambil obat yodium sebelum Anda mulai MIBG perawatan. Ini beban Facebook tiroid Anda dengan yodium normal sehingga tidak mengambil terlalu banyak dari jenis radioaktif. Tapi tiroid Anda mungkin mengambil beberapa radiasi. Jadi, setelah perawatan, tidak dapat bekerja dengan baik seperti dulu. Anda akan memiliki obat yang disebut levothyroxine (hormon pengganti thyroid) jika diperlukan. MIBG masih merupakan pengobatan eksperimental untuk phaeochromocytomas.

Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan anti kanker (sitotoksik) obat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Anda mungkin hanya memiliki satu obat atau kombinasi lebih dari satu obat. Kemoterapi tidak biasanya sangat berhasil dalam mengobati kanker kelenjar adrenal. Anda hanya cenderung memiliki perawatan ini jika Anda memiliki Feokromositoma yang belum menanggapi MIBG dan telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Radioterapi

Radioterapi berkas eksternal dapat membantu dengan MIBG yang telah menyebar. Pengobatan Ini adalah biasa dilakukan dalam pengobatan radioterapi. Radiasi, balok ditujukan pada daerah perawatan dari mesin besar. Jenis pengobatan sangat membantu jika kanker telah menyebar ke tulang. Hal ini dapat membunuh sel-sel di tulang, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan resiko fraktur.

Check up setelah pengobatan

Setelah pengobatan, Anda akan memiliki jadwal check-up rutin. Jika Anda tidak memiliki tanda-tanda Feokromositoma pada MIBG Anda scan, itu berarti Anda tidak memiliki sel yang membuat adrenalin dan noradrenalin. Namun sel-sel dapat mulai membuat hormon-hormon ini di masa mendatang. Rokok mensekresi Sel yang bisa memicu aktif nya Feokromositoma selama berbulan-bulan atau tahun. Dokter Anda dapat mengulang scan MIBG dari waktu ke waktu dan memperlakukan Anda lagi jika ada serapan. Kebanyakan, dokter akan bergantung pada tes urine untuk memeriksa adrenalin dan tingkat noradrenalin. Pemeriksaan rutin ini harus dilakukan untuk seumur hidup. Sayangnya di sejumlah kecil orang, kanker ini dapat kembali beberapa tahun kemudian. Tapi di sekitar 9 dari 10 orang (90%) kanker tidak akan kembali.

Manajemen phaeochromocytomas ganas

Phaeochromocytomas umumnya radioresistant, dan kemoterapi paling sering hanya menghasilkan perbaikan sementara. Dengan demikian, manajemen Feokromositoma ganas telah berpusat pada perawatan paliatif, seperti : kontrol hipertensi, bedah, debulking dan kombinasi. Kemoterapi medis yang dilakukan Sejak 1980-an, beberapa pusat khusus telah memperlakukan pasien dengan terapi radionuklida dosis tinggi 131 I-MIBG, dengan keseluruhan awal perbaikan dalam gejala (75%), respon hormonal (45%) dan ukuran tumor (30%). Namun, keuntungan jangka panjang adalah jarang atau kemungkinan sembuh total sangat sulit, tumor dapat tumbuh kembali. Pada tahun 1999, sebuah penelitian di enam pasien menunjukkan bahwa terapi bimodal dengan 131 MIBG I-dan sitotoksik kemoterapi kombinasi yang dihasilkan efek aditif dalam mengurangi volume dan fungsi tumor.

Prognosa

Tingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk Feokromositoma non-ganas lebih dari 95%, tetapi untuk phaeochromocytomas ganas kurang dari 50%. Risiko keganasan agak lebih tinggi bila masih anak-anak. Kebanyakan paraganglionomas timbul dari jaringan chromaffin, sepanjang rantai simpatik para-aorta, atau dalam organ-organ Zuckerkandl pada asal mesenterika arteri inferior, dinding kandung kemih dan rantai simpatis di leher atau mediastinum. Mereka biasanya jinak dan penata laksanaanya cukup dengan reseksi bedah.

HASIL PENELUURAN mBAH GOOGLE

FORMULA BISNIS

ayu bisbis looo............