SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Mobilisasi dini
Sub
pokok bahasan : Pentingnya mobilisasi
dini pada pasien post operasi
Sasaran : Pasien dan keluarga post op
Hari/tanggal : Kamis, 27 Desember 2012
Waktu :
15 menit
Tempat :
RSUD LANGSA
Penyuluh : Mahasiswa Prodi Ilmu
Keperawatan STIKes Cut Nyak Dhien Langsa
II.
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan, Pasien dan keluarga post op
dapat memahami dan bisa melakukan mobilisasi dini
III.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan
selama 1 x 15 menit, diharapkan Pasien
dan keluarga post op dapat mengetahui tentang :
- Pengertian Mobilisasi
- Tujuan Mobilisasi
- Manfaat Mobilisasi
- Cara mobilisasi
- Dampak tidak mobilisasi.
IV.
Strategi Pelaksanaan :
·
Metode :
Ceramah dan diskusi
·
Media :
Pricat
·
Garis besar
materi (penjelasan terlampir) :
1.
Pengertian Mobilisasi
2. Manfaat
Mobilisasi
3. Cara
mobilisasi
4. Dampak tidak
mobilisasi
V. Proses Pelaksanaan
No
|
Kegiatan
|
Penyuluhan
|
Peserta
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
|
§ Salam pembuka
§ Menyampaikan tujuan penyuluhan
§ Apersepsi
|
§ Menjawab salam
§ Menyimak
§ Mendengarkan,
§ Menjawab pertanyaan
|
2 menit
|
2.
|
Kerja
|
§ Penyampaian garis
besar materi Mobilisasi dini
§ Memberi kesempatan peserta untuk bertanya
§ Menjawab pertanyaan
§ Evaluasi
|
§ Mendengarkan dengan penuh perhatian
§ Menanyakan hal-hal yang belum jelas
§ Memperhatikan jawaban dari penceramahan
§ Menjawab pertanyaan
|
12 menit
|
3.
|
Penutup
|
§ Menyimpulkan
§ Salam penutup
|
§ Mendengarkan
§ Menjawab salam
|
1 menit
|
VI.
Setting Tempat :
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat
VII.
Kriteria Evaluasi :
1.
Pasien dan
keluarga Post-op menjelaskan pengertian Mobilisasi Dini.
2.
Pasien dan
keluarga Post-op menjelaskan Manfaat
Mobilisasi Dini
3.
Pasien dan
keluarga Post-op mengetahui Cara
melakukan Mobilisasi Dini
4.
Pasien dan
keluarga Post-op menjelaskan Dampak
tidak Mobilisasi Dini
VIII. Referensi
1. Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
2. Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical
Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston.
LAMPIRAN : MATERI
Mobilisasi Dini
Definisi Mobilisasi Dini
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)
Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu
aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini
yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi
sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).
Tujuan Mobilisasi Dini
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien
dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak
harian.
7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien
berinteraksi atau berkomunikasi.
Macam-macam Mobilisasi
Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2
(dua), yaitu :
1.Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan
sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh.
2.Mobilisasi sebagian
Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada
area tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan
permanen.
Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier
(2000).
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit atau trauma
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi
5. Usia dan tingkat perkembangannya
Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
Manfaat Mobilisasi Dini
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah :
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah :
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
1. Penyembuhan luka menjadi lama
2. Menambah rasa sakit
3. Badan menjadi pegal dan kaku
4. Kulit menjadi lecet dan luka
5. Memperlama perawatan dirumah sakit
1. Penyembuhan luka menjadi lama
2. Menambah rasa sakit
3. Badan menjadi pegal dan kaku
4. Kulit menjadi lecet dan luka
5. Memperlama perawatan dirumah sakit
Tahap-tahap Mobilisasi Dini
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
Menurut Beyer, 1997
1. Tahap I : mobilisasi
atau gerakan awal : nafas dalam dan batuk, ekstremitas
2. Tahap II : mobilisasi atau
gerak berputar
3. Tahap III : mobilisasi atau
gerakan duduk tegak
4. Tahap IV : mobilisasi atau
gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr)
5. Tahap V : mobilisasi atau
gerakan berjalan dengan bantuan (2x/hr)
6. Tahap VI : mobilisasi atau
gerakan naik ke tempat tidur
7. Tahap VII : mobilisasi atau gerakan bangkit
dari duduk ditempat tidur.
Dampak imobilisasi :
- Atelektasis
- Pneumonia
- Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK).
- Distensi lambung